Beranda POLITIK & PEMERINTAHAN Upacara Ngaben yang mewah di Bali menjadi viral setelah truk pickup dibakar...

Upacara Ngaben yang mewah di Bali menjadi viral setelah truk pickup dibakar dalam ritual kremasi

3
0
Upacara Ngaben yang mewah di Bali menjadi viral setelah truk pickup dibakar dalam ritual kremasi


KLUNGKUNG – A grand Ngaben, or Pitra Yadnya cremation ceremony, honoring Jero Mangku Gede Pasek I Nengah Setar has gone viral on social media, drawing attention for its unusual elements. The ceremony, held in Setra Desa Adat Sebunibus, Desa Sakti, Nusa Penida, Klungkung, Bali, on Wednesday (12/3/2025), featured the burning of a pickup truck alongside traditional offerings.

Rekaman virus dari peristiwa tersebut memicu spekulasi bahwa emas dan berlian juga dikorbankan dalam ritual, sejajar dengan keinginan terakhir almarhum sebagaimana dinyatakan dalam kehendaknya. Namun, penduduk setempat hanya mengkonfirmasi pembakaran truk pickup, sementara klaim tentang emas dan berlian tetap tidak jelas.

Mengutip Detikbaliseorang penduduk Nusa Penida bernama Putra mengkonfirmasi bahwa sebuah truk pickup memang terbakar dalam upacara tersebut. “Memang benar bahwa truk pickup dibakar,” katanya pada hari Rabu (12/3/2025). Truk itu, yang telah mengangkut Jero Setar dari kediamannya ke lokasi kremasi berjarak 15 kilometer, dibakar bersama dengan tradisional bade (Menara Pemakaman) dan ternak (patung banteng suci).

Jero Setar sangat dihormati di Nusa Penida, menarik banyak orang untuk upacara. Dikenal karena kedermawanannya, ia memberikan sumbangan yang signifikan ke kuil -kuil lokal, kadang -kadang berjumlah ratusan juta Rupiah.

“Saya tinggal jauh di Desa Pejukutan, tapi saya masih tahu Jero Setar. Kontribusinya kepada masyarakat sangat besar, ”tambah Putra.

Lokal lain, Wayan Lasta, menggambarkan Jero Setar sebagai dermawan kaya dengan sejarah membantu orang -orang Nusa Penida.

“Dari sekitar tahun 1982 hingga 2000, ketika saya bekerja di kantor pertanahan (sebelumnya dikenal sebagai kantor agraria), saya sering berurusan dengannya. Dia membantu banyak orang di Nusa Penida mendapatkan sertifikat tanah. Itu sebelum dia mendedikasikan dirinya sepenuhnya sebagai seorang imam, ”kenang Lasta.

Tidak pernah, atau pelebonadalah upacara kremasi Hindu Bali yang sakral yang dimaksudkan untuk mengembalikan jiwa almarhum kepada Tuhan. Dipercayai bahwa persembahan tertentu, termasuk harta benda, dapat menyertai jiwa ke dalam akhirat.



Source link

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini