Beranda Budaya Uniknya Cumalikizik, Desa Peninggalan Era Ottoman yang Berusia 700 Tahun Lebih

Uniknya Cumalikizik, Desa Peninggalan Era Ottoman yang Berusia 700 Tahun Lebih

4
0
Uniknya Cumalikizik, Desa Peninggalan Era Ottoman yang Berusia 700 Tahun Lebih



Uniknya Cumalikizik, Desa Peninggalan Era Ottoman yang Berusia 700 Tahun Lebih

Harianjogja.com, Istanbul—Jika wisatawan ingin melihat kehidupan masyarakat desa era Kekaisaran Ottoman, datanglah ke Cumalikizik. Desa yang berada di lereng Gunung Uludag, Burza, Turkiye ini masih mempertahankan budaya masa lalu.

Rumah-rumahnya pun masih banyak yang orisinal. Bangunan rumah yang terbuat dari batu, kayu dan batu bata tetap kokoh hingga saat ini. Karena kesejarahan dan keunikan budaya yang terjaga hingga saat ini, UNESCO pada 2014 memasukkan Cumalikizik dalam daftar warisan dunia.

BACA JUGA: Pierre Loti, Tempat Melihat Keindahan Istanbul dari Benua Eropa

Kenapa disebut Cumalikizik? Tim pemandu wartawan Indonesia-Malaysia yang berkunjung ke Turkiye, Mecit Bogday mengatakan “kizik” artinya desa. Sedangkan “Cumali” merupakan tempat bertemu orang-orang pada hari Jumat sehingga kemudian tempat tersebut dinamakan Cumalikizik.

Warga lokal berjualan berbagai suvenir untuk wisatawan di Cumalikizik, sebuah desa peninggalan era Kekaisaran Ottoman yang sudah berusia 700 tahun lebih. /Harian Jogja-Anton Wahyu Prihartono.

Setidaknya ada 200 rumah bersejarah di Cumalikizik yang dibangun sekitar tahun 1300. Pelancong akan disuguhi dengan rumah dengan gaya arsitektur era Ottoman. “Bangunan ini mendapat pengawasan dari UNESCO termasuk bangunan untuk salat dan juga bangunan untuk mandi yang ada di desa ini,” ungkap Mecit.

Benar saja, di pintu masuk desa terdapat monumen kecil yang menunjukkan kawasan tersebut merupakan bagian dari warisan dunia. Memasuki perkampungan penduduk, pelancong harus menyusuri jalanan batu yang menanjak, di antaranya merupakan jalan yang sempit. Hampir semua rumah memiliki desain yang sama, lantai satu hanya terdapat pintu ukuran besar dan lantai dua terdapat jendela dengan ukuran yang relatif sama. “Anda lihat rumah-rumah di sini, pintunya lebar semua, tanpa jendela. Dulu pintu untuk masuk kuda penduduk sini,” papar Mecit.

Menyusuri jalan sempit, pengunjung akan melihat rumah tua bercat warna warni. Pelancong disambut warga lokal yang menyapa ramah di depan pintu rumah. Mereka menawarkan berbagai cendera mata khas Cumalikizik, gantungan kunci, mangkuk-mangkuk kecil, tempelan di kulkas, cincin, peci dan lainnya. Di antara warga ada yang menawari pengunjung untuk mencicipi minuman lokal, kopi dan sejenisnya.

Di tengah-tengah desa, pengunjung akan menemukan sebuah masjid berusia ratusan tahun yang dipakai beribadah warga desa. Ada juga bangunan menjadi pemandian warga di mana keduanya masuk dalam daftar bangunan warisan dunia UNESCO. Suasana yang sejuk membuat pelacong kian betah menyusuri jalan dan menikmati keindahan Cumalikizik. “Desanya unik, bagus…Kita foto-foto terus, makanya kami terpisah dengan rombongan,” ujar wisatawan dari Grogol, Jakarta sambil tertawa.

Setelah puas mengelilingi desa, pelancong tak perlu khawatir jika merasa haus atau lapar. Beberapa rumah sengaja disulap menjadi restoran yang menyediakan menu-menu khas era Ottoman, seperti gozleme yakni roti tipis berlapis-lapis yang berisi kentang, daging, terong dan lainnya serta menu unik desa tersebut.

Pernak-pernik di Cumalikizik, sebuah desa peninggalan era Kekaisaran Ottoman yang sudah berusia 700 tahun lebih. /Harian Jogja-Anton Wahyu Prihartono.

Berada di dalam restoran, pengunjung akan merasa kembali ke zaman Ottoman, 700 tahun silam. Desain interior, seperti meja, kursi dan hiasan di tembok dengan pola tradisional membawa suasana otentik. Menikmati kopi khas Turkiye atau minuman tradisonal yang ada di Cumalikizik menjadi pilihan yang pas untuk sedikit menghangatkan tubuh.

BACA JUGA: Wisata Turki Berikan Pengalaman Unik Tak Terbatas

Bagaimana menuju Cumalikizik? Untuk mencapai desa ini cukup mudah. Desa ini terletak di Kota Burza, 100 kilometer dari Istanbul atau 2,5 jam jalur darat dengan kendaraan. Setiba di Kota Burza, teruslah naik ke arah lereng Gunung Uludag karena jarak desa ini hanya sekitar 10 kilometer dari Kota Burza, atau 20 menit dengan kendaraan.

Jika pelancong masih belum puas dengan oleh-oleh di Cumalikizik, grand Bazaar dan Kosahan bisa menjadi pilihan. Namun, dua tempat ini berada di Kota Burza, tepatnya di samping Ulu Camii atau Masjid Agung Kota Bursa yang usianya juga sudah ratusan tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Berita Google



Source link

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini