Royal Challengers yang ditunjuk oleh Royal Bengaluru, Jitesh Sharma, mengatakan bahwa memukul pesanan telah mendesain ulang nilai ketukannya, dan dia sekarang memperlakukan skor 30 -an atau 40 -an yang setara dengan lima puluh. Jitesh sering berjalan keluar untuk kelelawar di No 6 di IPL 2025 dan kontribusinya yang paling signifikan sejauh ini adalah 40 dari 19 bola dalam kemenangan 12-lari RCB atas Mumbai India beberapa hari yang lalu. “Sekarang semua orang tampaknya menjadi finisher. Tapi itu pekerjaan yang sulit untuk diteluk -ngantarkan pada No 6, no 7 karena sejak saya mulai selesai, saya belum mencetak lima puluh. Saya adalah pembuka. Sebelumnya saya dulu mencetak lima puluhan dan berabad -abad,” kata Jitesh dalam episode terbaru RCB Bold Diaries.
Namun, pemain berusia 31 tahun itu mengatakan dia menikmati kemenangan bagi tim lebih dari tengara pribadi.
“Saya dulu menikmati mengangkat kelelawar ketika saya mencapai tonggak sejarah. Tetapi sejak saya menjadi finisher, saya tidak pernah mendapat kesempatan untuk membuat lima puluh. (Sebagian besar telah) 10 bola, 30 run. 20 bola, 40 berjalan.
“Skor ini telah menjadi 50 untuk kami. Jika Anda melakukan 60-70 dalam 30 bola, itu seperti 100. Dan saya senang, sangat senang melakukannya, jika tim menang,” tambahnya.
Tetapi Jitesh mengatakan bahwa penjaga gawang menawarkan kepadanya keuntungan tertentu selama pertandingan seperti kesempatan untuk mempelajari pitch dan oposisi batters.
“Pikiran Anda pasti lelah. Keuntungannya adalah Anda dapat mengendalikan permainan dari sana. Anda mendapatkan ide tentang apa yang bisa dilakukan bowler tim Anda di gawang. Anda dapat membaca batter besar lainnya; itu juga merupakan keuntungan.
“Ketika seorang batsman baru mengambil empat hingga enam bola, dia mengerti gawang. Saya mengerti bahwa dalam dua bola, karena saya telah menyimpan gawang sebelumnya. Saya tetap terlibat selama 240 bola. Itu kesenangan kriket bagi saya,” katanya.
Dinesh Karthik, mentor RCB, juga memuji Jitesh atas pekerjaan yang ia lakukan dalam permainannya.
“Dia selalu lapar untuk belajar. Dia seperti, ‘Apa yang bisa saya lakukan?’ Dia memanggil saya Anna.
“Jadi sangat menyenangkan seperti itu. Jika saya bekerja dengannya selama satu atau dua tahun, saya merasa bisa menyentuh batas (dengan Jitesh),” tambahnya.
(Kecuali untuk tajuk utama, cerita ini belum diedit oleh staf NDTV dan diterbitkan dari feed sindikasi.)
Topik yang disebutkan dalam artikel ini