Harianjogja.com, JOGJA—Menjelang libur hari raya Idulfitri Pemkot Jogja bersama dengan Satlantas Polresta Jogja merumuskan rekayasa lalu lintas yang nantinya akan diterapkan. Salah satunya dengan memasang lampu alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) portabel.
Salah satu titik yang perlu dilakukan penguraian kemacetan adalah kawasan Kotabaru, utamanya sekitaran simpang Stadion Mandala Krida, ruas Jalan Suroto, beserta jalan-jalan siripnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja Agus Arif Nugoro menjelaskan potensi pemudik ke DIY mencapai 1,9 juta orang.
Sebanyak 1,3 juta orang atau 70% pemudik diperkirakan akan memasuki kawasan Kota Jogja. Untuk mengurai kemacetan, pihaknya akan memasang empat lampu APILL portabel di Simpang Kridosono.
“Kami melakukan trial penempatan APILL portabel di depan SMPN 5 Jogja. Biasanya arus dari Jalan Suroto harus cukup besar ketemu di depan SMPN 5, proses merging [penggabungan] lalu lintasnya cukup besar. Maka akan kami lakukan upaya kurang lebih durasinya persimpangan nanti 15 detik,” ujar Agus saat ditemui di Balai Kota Jogja, Jumat (21/3/2025).
Agus mengatakan upaya uji coba APILL portabel akan dilaksanakan pada pekan depan. Uji coba akan dilaksanakan pada very low hour ataupun pada very rush hour. Nantinya, Dishub Kota Jogja akan melakukan analisa terhadap hasil uji coba penerapan APILL portabel di kawasan simpang Kridosono. “Kami analisis, termasuk di simpang kafe Legend nanti,” katanya.
Eskalasi Pasar Kembang
Selain Dishub, Sarlantas Polresta Jogja juga merumuskan sejumlah rekayasa lalu lintas. Utamanya arah menuju Jalan Malioboro. Kasatlantas Polresta Jogja AKP Alvian Hidayat menjelaskan pihaknya telah membuat eskalasi di Jalan Pasar Kembang.
Keadaan disebut normal jika kendaraan melintas mencapai 500 unit per jam dan akan dilakukan rekayasa lalu lintas seperti pada kondisi normal. Sementara, jika kendaraan yang melintas sudah mencapai 500-1.000 unit, maka rekayasa lalu lintas insidentil mulai dilakukan.
“Yang pertama yang di Kleringan bawah itu kami alihkan yang ke Kridosono sehingga harapannya ada waktu untuk perputaran kendaraan. Harapannya itu nanti tidak menumpuk semua langsung masuk di Gardu Anim,” jelas Alvian.
Dia menambahkan, jika jumlah kendaraan melintas sudah mencapai 1.000 unit, maka Jalan Mataram hanya akan dibuat langsung menuju ke Jalan Maliboro.
Kemudian, kendaraan dari Jalan Kleringan hanya akan mengarah langsung ke Pasar Kembang. Dengan demikian, kendaraan dari arah Kleringan akan berputar terlebih dahulu melewati Pasar Kembang, baru bisa menuju ke arah Malioboro.
“Mana kala terjadi hambatan-hambatan di kisaran Jalan Pasar Kembang ataupun Jalan Malioboro, maka tim urai akan segera bertindak melakukan tindakannya mengurai (kemacetan) supaya arus lalu lintas kembali lancar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Berita Google