Beranda Budaya Perjalanan Artistik Bob Sick Jadi Pameran Pembuka di Galeri Seni EDSU House

Perjalanan Artistik Bob Sick Jadi Pameran Pembuka di Galeri Seni EDSU House

2
0
Perjalanan Artistik Bob Sick Jadi Pameran Pembuka di Galeri Seni EDSU House



Perjalanan Artistik Bob Sick Jadi Pameran Pembuka di Galeri Seni EDSU House

JOGJA—Galeri Seni EDSU House di JL Kaliurang KM 5 No 72 akan dibuka secara resmi pada Jumat 21 Maret 2025. EDSU House menghadirkan ‘Appetite for Distortion: Dari Apotek ke MoMA’, sebuah pameran yang menampilkan perjalanan artistik Bob Sick di awal pembukaanya.

Karya yang dihadirkan merupakan koleksi milik Simon Tan, St. Eddy ‘Oyik’ Prakoso, dan Wawan Dalbo, dengan pengarah artistik Heri Pemad. Galeri seni ini berdiri untuk mengusung keberanian dalam berekspresi dan membebaskan seni dari batasan konvensional.

Founder EDSU, Wawan Dalbo mengatakan EDSU di branding untuk anak muda. Melalui pemilihan warna ngejreng seperti pink dan hijau. Kemudian penulisannya menggunakan angka dan huruf. Ia mengatakan ini menunjukkan keberpihakan EDSU kepada generasi muda.

“Menunjukkan keberpihakan kami kepada generasi muda,” ucapnya saat mengenalkan EDSU House kepada media, Kamis (20/3/2025).

Galeri seni ini juga berkolaborasi dengan toko buku akik dan buku seni. Menurutnya seni dan literasi merupakan dua bidang yang erat.

BACA JUGA: Daya Beli Merosot, Menjelang Lebaran Pasar Beringharjo Sepi

EDSU House sendiri merupakan penggabungan warisan sejarah dengan ekspresi budaya kontemporer. Galeri ini terinspirasi dari kehidupan dan karya pematung ternama Indonesia, Edhi Sunarso. Nama EDSU menghormati Sunarso, sekaligus mencerminkan semangat berani, kreatif, dan sedikit memberontak yang relevan dengan dunia seni saat ini.

Sebagai akronim dari “Eat Dat Shit Up”, EDSU menegaskan diri sebagai ruang eksplorasi tanpa batas, tempat seni berkembang di luar pakem. Mengusung konsep kontras dualitas, galeri ini menggabungkan black box yang dramatis dengan all-white gallery yang netral, menciptakan ruang bagi perspektif alternatif dalam seni kontemporer.

“Ruang putih dan hitam seperti paradoks, hanya main-main saja. Saya bikin galeri ini insting saja sebagai arsitek,” ucapnya.

Program Director, Christine Toelle mengatakan sejak awal pembentukan EDSU dibranding alay, sehingga orang akan bertanya-tanya. Tujuannya untuk memancing diskusi agar dialog terus bergulir. Ia berharap kedepannya EDSU House bisa membawa seniman dari berbagai daerah, tidak hanya dari Yogyakarta saja.

“Representasi yang beda-beda dan karya seni yang terus menghibur,” ucapnya.

Merangkum Tiga Fase Penting Perjalanan Bob Sick

Pameran pembuka ini merangkum tiga fase penting dalam perjalanan Bob Sick. Koleksi Simon Tan menangkap periode awal Bob yang eksperimental, di mana eksplorasi visualnya mulai terbentuk. Koleksi St. Eddy ‘Oyik’ Prakoso mendokumentasikan puncak popularitasnya, ketika Bob mulai dikenal luas dengan karakteristiknya yang nyeleneh dan penuh pemberontakan.

Sementara koleksi Wawan Dalbo merekam fase paling personal dan reflektif, ketika Bob semakin tenggelam dalam ekspresi tanpa filter, menggambarkan kegelisahan dan dunia batinnya yang kompleks.

‘Appetite for Distortion’ merupakan perayaan terhadap semangat Bob Sick, sebuah semangat yang menolak kepastian dan terus mencari kemungkinan baru dalam seni. Judul ‘Dari Apotek ke MoMA’ diadaptasi dari tulisan Wawan Dalbo, yang juga menutup katalog pameran ini.

Frasa ini merangkum perjalanan Bob Sick, dari ruang-ruang kecil tempat ia berkarya hingga mendapatkan pengakuan yang lebih luas. Seperti Bob, pameran ini adalah undangan bagi siapa saja yang ingin merayakan ketidakterdugaan dan kebebasan dalam seni. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Berita Google



Source link

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini