Harianjogja.com, jakarta—Pengawasan angkutan barang yang over dimension over loading (ODOL) atau kelebihan kapasitas muatan diperketat agar mudik Lebaran 2025 dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhy berharap pengawasan pembatasan angkutan barang dan penertiban kendaraan kelebihan muatan atau over dimension over loading dapat ditingkatkan selama mudik lebaran 2025. “Terutama pengawasan ketat di jembatan timbang khususnya pada masa angkutan Lebaran,” kata Menhub dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (14/3/2025)
Menhub menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke sejumlah sarana dan prasarana transportasi di Lampung, Kamis (13/3). Pengecekan meliputi jembatan timbang, terminal, hingga pelabuhan dalam rangka kesiapan penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2025.
Titik pertama, Menhub dan rombongan mengunjungi Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau Jembatan Timbang Way Urang Lampung. Menhub melihat proses pemeriksaan truk bermuatan pada jembatan timbang. UPPKB Way Urang memiliki luas area 19.620 m2 dengan kapasitas mencapai 80 ton dengan panjang platform 18 meter.
Secara total, sepanjang tahun 2024, UPPBU Way Urang melakukan pemeriksaan terhadap 25.817 unit kendaraan atau rata-rata sebanyak 2.151 unit kendaraan per bulan. Menhub berharap pengawasan pada jembatan timbang dapat ditingkatkan selama masa angkutan Lebaran.
Selanjutnya, Menhub melakukan pengecekan pada Terminal Tipe A Rajabasa Lampung. Dengan luas lahan 40.780 m2, terminal ini melayani keberangkatan dan kedatangan bus dari Bakauheni menuju destinasi Jawa maupun Sumatera dan sebaliknya. Terminal Rajabasa memiliki 4 lajur kedatangan dan 7 lajur keberangkatan.
Diprediksikan pada tahun ini, Terminal Rajabasa akan melayani kedatangan 3.452 bus dengan 38.328 penumpang serta keberangkatan 2.994 bus dengan 33.268 penumpang. Prediksi ini meningkat 1-5 persen dari realisasi layanan terminal pada Lebaran 2024.
“Di terminal ini kami mendapat laporan sudah diadakan ramp check terhadap bus yang melakukan perjalanan. Kami ingin memastikan bus itu laik jalan, baik secara teknis, maupun secara administrasi,” ujar Menhub.
Pada Januari dan Februari 2025, Terminal Rajabasa telah melakukan rampcheck terhadap 223 bus. Dari total tersebut, sebanyak 98 dinyatakan laik jalan, 65 perlu ada perbaikan dan 60 bus dinyatakan tidak laik jalan.
Selanjutnya, Menhub melakukan pengecekan ke tiga pelabuhan di Lampung, yakni Pelabuhan Bakauheni, Pelabuhan Wika Beton dan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Muara Pilu. Ketiga pelabuhan itu akan digunakan untuk pelabuhan penyeberangan pada masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2025.
Pada Lebaran tahun ini dilakukan sistem pembagian pelabuhan berdasarkan kendaraan menjadi tiga kelompok. Di Lampung, Pelabuhan Wika Beton akan melayani pemudik yang menggunakan motor, Pelabuhan Bakauheni khusus untuk pengendara mobil pribadi dan bus penumpang. Sementara, Pelabuhan BBJ Muara Pilu akan melayani kendaraan besar truk tronton golongan VII, VIII, dan IX.
“Jadi tidak kita satukan antara motor, kendaraan pribadi dan bus, dengan truk-truk besar. Harapannya, dengan pemisahan ini perjalanan para pemudi dapat terurai dengan baik dan lancar. Kita juga menghindarkan potensi terjadinya kecelakaan jika kelompok kendaraan ini disatukan,” jelas Menhub.
Pemberlakuan itu juga dilakukan di Merak. Pada kawasan Merak, pemudik dengan sepeda motor akan menggunakan Pelabuhan Ciwandan. Pemudik pejalan kaki, pengguna mobil pribadi dan bus akan dilayani di Pelabuhan Merak.
Sementara, kendaraan angkutan barang golongan VII, VIII, dan IX akan menggunakan pelabuhan BBJ Bojonegara. Menhub telah melakukan pengecekan pada ketiga pelabuhan tersebut.
Pada masa angkutan Lebaran juga tidak diterapkan sistem tiket eksekutif. Seluruh tiket penumpang, baik yang dijual di Bakauheni maupun yang di Merak disamakan menjadi tiket kelas reguler. Hal ini untuk meningkatkan kelancaran arus mudik dan balik.
“Untuk sementara, selama masa Angkutan Lebaran, semua kelas menjadi kelas reguler. Kita tahu bahwa kelas eksekutif posisinya berada di depan atau mulut, sehingga pada tahun-tahun sebelumnya sering menyebabkan kemacetan atau bottleneck. Maka tahun ini semua kelas reguler sehingga dermaga dapat terpecah atau terbagi secara merata bebannya,” jelas Menhub.
Menhub meyakini, dengan segala kesiapan dari sarana dan prasarana transportasi di Lampung, masyarakat akan dapat terlayani dengan baik saat mudik Lebaran nanti. Ia memastikan para operator dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang mudik, serta menjaga keamanan dan keselamatan berkendara, khususnya pada masa angkutan Lebaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Berita Google
Sumber: Antara