Beranda Budaya Ekonom UGM Minta Pemerintah Antisipasi Tren Penurunan Daya Beli

Ekonom UGM Minta Pemerintah Antisipasi Tren Penurunan Daya Beli

16
0
Ekonom UGM Minta Pemerintah Antisipasi Tren Penurunan Daya Beli



Ekonom UGM Minta Pemerintah Antisipasi Tren Penurunan Daya Beli

Harianjogja.com, JOGJA— Dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB) Sekolah Vokasi (SV) UGM, Yudistira Hendra Permana menyebut pelemahan daya beli masyarakat diperkirakan masih menjadi tantangan perekonomian tahun ini. Menurutnya krisis global sejak Covid yang belum pulih sepenuhnya menjadi salah satu penyebab.

Selain itu kondisi global juga masih dihadapkan pada krisis ekonomi, energi, dan geopolitik. Kondisi ini berdampak ke Indonesia, menyebabkan berbagai tekanan ekonomi hingga kemampuan daya beli masyarakat.

“Pelemahan daya beli masyarakat diperkirakan masih menghantui perekonomian Indonesia sepanjang 2025,” ucapnya, Sabtu (15/2/2025).

Dia menjelaskan angka pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid stagnan di sekitar 5%, sehingga ekonomi Indonesia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Tren deflasi secara gradual juga terjadi sampai saat ini.

Lapangan kerja dan upah yang tidak terjamin, kata Yudistira, membuat masyarakat merasakan ketidakpastian yang cukup tinggi. Ketidakpastian ekonomi menurutnya membuat masyarakat menahan tingkat konsumsi.

“Ketika permintaan menurun, produsen juga akan berhitung yang dapat berdampak pada layoff pegawai, dan lainnya,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan masyarakat dan pemerintah perlu melakukan antisipasi, sebab tren menurunnya kemampuan daya beli ini akan berdampak jangka panjang bila tidak diurus dengan baik. Ia menjelaskan momen bulan puasa dan lebaran bisa menjadi salah satu pembuktian karena biasanya konsumsi masyarakat meningkat.

BACA JUGA: Aturan Baru, Korban PHK Dapat Gaji 60 Persen Selama Enam Bulan

Ia menyebut salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memangkas anggaran perjalanan dinas dan seremoni. Namun, relokasi anggaran perlu dilakukan dengan tepat. Salah satu yang dia sorot adalah komposisi kabinet yang saat ini cukup ‘gemuk’ dengan penambahan beberapa kementerian menambah jumlah pos anggaran.

“Perkiraan perkiraan MBG [makan bergizi gratis] perlu diperhatikan sebab sekarang anggaran pendidikan dan kesehatan terkena imbasnya dan dianggap hanya sebagai sektor penunjang.”

Yudistira menyebut anggaran pendidikan dan kesehatan seharusnya tidak dipangkas karena pembangunan sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang ditentukan dari tingkat pendidikan dan kesehatan.

“Untuk landasan transformasi yang dibangun adalah modal manusianya melalui pendidikan dan kesehatan, jadi jangan sampai anggarannya dipotong.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Berita Google



Source link