Harianjogja.com, SLEMAN—Tim peneliti Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) menemukan potensi bungkil inti sawit bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak. Bungkil inti sawit adalah limbah dari pembuatan minyak sawit.
Peneliti dari Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Fapet UGM, Prof Zuprizal mengungkapkan produksi bungkil inti sawit di Indonesia cukup tinggi.
Kandungan protein kasar di dalam bungkil inti sawit yang mencapai 14%-19% membuatnya begitu potensial dijadikan sebagai pakan ternak.
“Dengan produksi pakan tahunan di Indonesia sebanyak kurang lebih 20 juta ton, proporsi optimal penggunaan bungkil inti sawit pada formulasi pakan ayam broiler adalah sebanyak 10 persen,” terang Zuprizal dalam acara Fapet Menyapa, Jumat (24/1/2024)
Dengan koreksi asam amino esensial dan suplementasi enzim, Zuprizal menyebut potensi penggunaan bungkil inti sawit sebagai pakan ayam broiler bisa mencapai dua juta ton.
Sebagai gambaran, dalam pemanfaatannya nanti formulasi pakan ayam broiler sebanyak 10% maka bungkil sawit ini berpotensi untuk mengurangi penggunaan jagung sekitar 9% dan bungkil kedelai sekitar 3%.
BACA JUGA: Libur Panjang, KAI Commuter Tambah 6 Jadwal Perjalanan KRL Jogja-Palur
“Jika dimanfaatkan akan ada penghematan apalagi kita tahu bungkil kedelai saat ini masih impor,” katanya.
Untuk kandungan serat kasar pada bungkil inti sawit khususnya manan yang tinggi, perlu disuplementasi enzim dari luar berupa enzim mananase, NSPase, dan protease. Hal ini untuk meningkatkan proses tercernanya nutrien, yang mendorong peningkatan produktivitas ayam, meningkatkan kualitas karkas dan menyehatkan saluran cerna dari ayam broiler.
Di sisi lain dalam kesempatan ini Laboratorium IMT juga memaparkan beberapa contoh hasil penelitian feed additive (imbuhan pakan) dengan teknologi nano partikel untuk ayam broiler, seperti nano teknologi ekstrak kunyit, nano teknologi ekstrak kapulaga, nano emulsion ekstrak minyak atsiri serai dan ekstrak daun sirsak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google Berita