Harianjogja.com, BANTUL — Jembatan Srandakan lama yang membentang di Sungai Progo penghubung Bantul dan Kulon Progo akhirnya dirobohkan setelah sempat ambrol beberapa waktu lalu.
Proses perobohan jembatan yang berdiri sejak tahun 1930-an itu dimulai pada Selasa, 8 April 2025. Sejumlah alat berat dikerahkan untuk meruntuhkan konstruksinya dengan tujuan tidak membahayakan keselamatan warga setempat.
“Perobohannya dilakukan selama 70 hari kerja,” terang Camat Srandakan, Sarjiman, Rabu (9/4/2025). Proyek perobohan dimulai dari sisi timur di wilayah Srandakan, Bantul, dan akan berlanjut ke barat, memasuki wilayah administrasi Kulon Progo.
Jembatan ini dulunya pernah menjadi jalur lori pengangkut tebu, menjadi penghubung antarkawasan, serta ruang publik alternatif bagi warga—terutama sebagai lokasi olahraga pagi.
“Bukan berarti kami menghapus sejarahnya. Kami sangat paham, jembatan ini menyimpan memori mendalam bagi masyarakat. Namun, faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama,” katanya.
BACA JUGA: Jembatan Srandakan Lama Putus, Berpotensi Mengancam Konstruksi Jembatan Baru
Katimja Pemindahtanganan dan Penghapusan Barang Milik Daerah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) DIY, Reni Wulandari mengatakan, pembongkaran jembatan Srandakan lama merupakan kelanjutan dari proses lelang yang digelar pada akhir Maret 2025.
“Jembatan Srandakan 2 telah kami lelang dan dimenangkan oleh Ojak Sudrajat dan tim dengan nominal Rp625 juta,” jelas Reni.
Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada pemerintah setempat dan warga bahwa jembatan itu akan dirobohkan. “Perobohan ini adalah langkah antisipatif. Kami khawatir jika dibiarkan, konstruksi jembatan lama yang telah aus oleh usia bisa runtuh sendiri dan membahayakan jembatan baru,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Berita Google